SAKRAMEN ORANG
SAKIT
(Oleh: Vitalis Letsoin)
PENJELASAN
PENERIMA PENGURAPAN
Sakramen Pengurapan Orang Sakit harus diterima setiap
saat penyakit memuncak menjadi gawat, yang menimbulkan keadaan jasmani manusia
sangat mencemaskan. Penerima pengurapan ini adalah tiap orang beriman yang
karena penyakit atau usia lanjut berada dalam keadaan yang mengancam
keselamatan nyawanya.
Pengurapan
ini dapat diulangi jika keadaan tersebut timbul kembali atau jika timbul suatu
kemelut yang lebih berat. Kepada orang-orang tua yang sudah sangat lemah dapat
menerima sakramen ini, meskipun tidak timbul keadaan sakit yang gawat.
Juga anak-anak yang menerima pengurapan ini, karena
mereka sudah mencapai tahap pengunaan akal, sehingga mereka dapat mengalami
penguatan dari sakramen ini.
Orang-orang yang tak sadar lagi atau yang kehilangan
penggunaan akal sehat, dapat menerima pengurapan ini, andaikata mereka pernah
menyatakan keinginannya sewaktu dalam keadaan sehat untuk menerima sakramen
ini.
Jika saat ajal sudah tiba sebelum kedatangan imam, maka
baginya diucapkan doa-doa seperti terdapat di bawah no.277,[1]
sedangkan pengurapan tidak dapat dilangsungkan lagi. Namun jika diragukan, maka
Sakramen Pengurapan dapat diterimakan sub conditione.
PETUGAS
Petugas
sebenarnya untuk pengurapan orang sakit hanyalah imam. Mereka yang menjalankan
pelayanan ini adalah para uskup sebagai pemangku biasa daripada wewenang penuh,
selanjutnya para pastor dan pembantu mereka; para imam yang melayani
rumah-rumah sakit dan rumah-rumah orang lanjut usia serta pemimpin lembaga-lembaga
pendidikan imam. Imam-imam lain menerimakan Sakramen Pengurapan ini dengan
persetujuan mereka yang disebut di atas.
Dalam
hal darurat dapat diandaikan persetujuan tersebut, namun hendaknya hal itu
dilaporkan kepada pastor paroki atau imam yang bertugas di rumah sakit.
PELAKSANAAN UPACARA
Menurut pembaharuan liturgi, peristiwa pengurapan
orang sakit harus dikembangkan dalam suatu perayaan yang sesungguhnya. Bentuk
lengkap harus diberikan prioritas di atas bentuk darurat.
Dalam keadaan normal perayaan ini terdiri atas dua
bagian: yakni Liturgi Sabda dan pelaksanaan Sakramen Pengurapan yang
sebenarnya.
Pada puncak perayaan itu imam mengurapi si sakit
dengan minyak suci pada dahi dan tangan sambil mengucapkan perkataan-perkataan
tertentu. Dengan demikian jelas nampak karya Tuhan dalam sakramen ini, kurnia
Roh Kudus diminta bagi si sakit dan janji keselamatan diucapkan baginya: agar
dalam ketakberdayaan jiwa-raganya ia diluputkan dan dikuatkan, dan bila perlu,
juga diampuni dosa-dosanya.
Untuk pengurapan sakramental digunakan
minyak zaitun atau minyak lain dari tumbuh-tumbuhan yang telah diberkati oleh
Uskup dalam Misa Krisma pada hari Kamis Putih.
Dalam hal darurat tiap imam dapat memberkati
minyak untuk pengurapan itu sendiri, maka minyak itu dapat dibawa oleh imam
tersebut atau disiapkan oleh keluarga si sakit dalam wadah yang pantas. Sesudah
upacara pengurapan hendaknya sisa-sisa dari minyak itu dibakar bersama
gumpalan-gumpalan kapas. Dan kalu dalam pemberkatan itu dipakai minyak yang sudah diberkati oleh uskup, atau
oleh imam-imam yang berwewenang, maka minyak itu hendaknya di bawah oleh imam
yang bertugas. Wadah tempat minyak itu disimpan dan dibawah harus terbuat
dari bahan yang cocok untuk menyimpan minyak, harus bersih dan memuat minyak
cukup. Bila perlu, wadah tersebut dapat
diisi dengan kapas untuk menampung dan
menyimpan minyak itu. Sesudah pengurapan, wadah yang berisi minyak itu hendaknya dibawah pulang
oleh imam dan disimpan di tempat yang pantas. Namun haruslah diusahakan agar
minyak itu tetap dalam keadaan bersih, segar dan pantas. Minyak itu harus
dibaharui pada waktunya, entah setahun sekali pada hari Kamis Putih, entah
lebih sering bila dianggap perlu. [2]
PERSIAPAN
Sebelum
menerima pengurapan suci hendaknya imam menanyakan tentang keadaan si sakit,
sehingga ia dapat menentukan persiapan untuk upacara, memilih bacaan-bacaan dan
doa-doa. Jika mungkin hendaknya ia mengikutsertakan si sakit dan keluarganya
dalam mempersiapkan segala sesuatu dan sekaligus menjelaskan arti sakramen ini.
Jika dianggap perlu adanya pengakuan dosa, maka
sedapat mungkin imam mendatangi si sakit sebelum diadakan upacara pengurapan.
Apabila pengakuan dapat diadakan pada kesempatan yang sama dengan pengurapan,
maka pengakuan itu berlansung pada permulaan upacara. Tapi jika tidak ada
pengakuan dosa, maka hendaknya diadakan acara pengakuan kesalahan secara umum.
Bila si sakit dapat meninggalkan tempat tidur, maka ia
dapat menerima sakramen ini di dalam gereja atau dalam sebuah ruangan yang
pantas.
Jika Sakramen Pengurapan diterimakan dalam rumah
sakit, maka hendaknya orang memperhatikan keadaan orang-orang sakit yang lain
disekitarnya, apakah mereka dapat mengikuti upacara ini, apakah mereka merasa
sebagai gangguan karena keadaan yang memerlukan istirahat atau karena bukan
beragama katolik.
TATA
PERAYAAN LITURGI
SAKRAMEN
ORANG SAKIT[3]
PEMBUKAAN
Imam memasuki ruang orang
sakit dengan mengenakan pakain yang sesuai dengan pelayanan suci ini. Ia
memberi salam kepada si sakit dan semua hadirin, misalnya dengan menggunakan
rumus ini:
A
I :
Damai atas rumah ini
Dan
bagi semua yang berdiam di dalamnya
B
I :
Semoga damai Tuhan beserta saudara sekalian.
J : Dan
sertamu juga.
Imam mereciki si sakit dan
kamarnya dengan air berkat sambil mengucapkan kata-kata, misalnya sebagai
berikut:
I : Semoga air berkat ini mengingatkan
kita akan pembaptisan yang telah kita terima dan akan Kristus, yang telah
menebus kita dengan penderitaan dan kebangkitan-Nya.
Sesudah itu ia berbicara kepada semua yang
hadir kira-kira sebagai berikut:
I : Saudara-saudara terkasih!
Kita semua
berkumpul di sini atas nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebagaimana dikatakan
dalam Injil, orang-orang sakit datang kepada Yesus dan minta supaya disembuhkan
olehnya. Yesus yang telah menderita begitu banyak untuk kita, kini hadir di
tengah-tengah kita. Dengan perantaraan Rasul Yakobus, Tuhan Yesus berpesan
kepada kita: “Jika ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil
para penatua jemaat supaya mereka mendoakannya dan mengurapinya dengan minyak
dalam Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu,
dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia berbuat dosa, maka dosanya akan
diampuni”. Oleh karena itu saya datang sebagai imam Gereja kepada saudara yang
sakit ini, untuk berdoa baginya dan mengurapinya. Marilah kita menyerahkan
saudara yang sakit ini, untuk berdoa baginya dan mengurapinya. Marilah kita
menyerahkan saudara kita yang sakit kepada rahmat dan kekuatan Kristus, agar ia
dibangunkan kembali dan diselamatkan.
PERNYATAAN TOBAT
Jika tidak diterimakan
Sakramen Pengampunan, maka menyusul sekarang pernyataan tobat. Imam dapat
membuka acara ini misalnya sebagai berikut:
I :
Saudara-saudara,
Marilah kita
memeriksa batin kita dan mengakui kesalahan kita supaya kita dapat merayakan
upacara pengurapan ini dengan layak.
I :
Saya mengaku
J : kepada Allah yang maha kuasa dan
kepada saudara sekalian bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan
dengan perbuatan dan kelalaian: saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab
itu saya mohon kepada Santa perawan Maria kepada para malaikat dan orang kudus,
dan kepada saudara sekalian supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
I : Semoga Allah yang mahakuasa
mengasihani kita kita mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup kekal.
J : Amin.
BACAAN
Setelah itu oleh salah
seorang di antara hadiri atau oleh imam sendiri dibacakan sebuah kutipan
singkat dari Kitab Suci. Mat
8:5-10.13 – Jadilah seperti yang kau percaya atau Rom. 8:18-27 – Kita
menantikan penebusan tubuh kita. Dapat
diambil kutipan lain yang cocok, dan jika keadaan mengijinkan, imam memberikan
suatu penjelasan singkat.
DOA UMAT
Doa-doa yang disajikan di sini
dapat diucapkan pada tempat ini, atau sesudah pengurapan. Sesuai dengan keadaan
imam dapat menggubah dengan bebas ataupun mempersingkatnya.
A
I :
Saudara-saudara terkasih
Marilah
kita berdoa dengan penuh iman dan memohon kerahiman Tuhan bagi saudara kita.....
Ya Tuhan,
kasihanilah hamba-Mu ini, tabahkanlah hati saudara kami ini berkat pengurapan
suci ini.
J :
Kami mohon kabulkanlah doa kami.
I : Bebaskanlah dia dari segala yang
jahat. Ringankalah penderitaan orang-orang sakit dalam rumah kami ini. Berkatilah
semua orang yang merawat orang-orang sakit.
J : Kami mohon kabulkanlah doa kami.
I : Jauhkanlah semua pencobaan dan dosa
dari para penderita kami. Anugrahkanlah saudara kami hidup yang kekal berkat
penumpangan tangan kami demi nama-Mu.
J : Kami mohon, kabulkanlah doa kami.
B
I : marilah kita berdoa kepada Tuhan
bagi suadara kita yang sakit ini:
Tuhan kasihanilah
saudara kami yang sakit ini.
J :
Kami mohon kabulkanlah doa kami
I :
Berilah kekuatan baru kepada tubuhnya
J :
Kami mohon kabulkanlah doa kami
I :
hentikanlah semua rasa takut dan gelisahnya
J :
Kami mohon kabulkanlah doa kami
I :
Bantulah semua orang sakit dengan rahmat-MU
J :
Kami mohon kabulkanlah doa kami
I :
Dengan bantuan Ilahi-Mu tabahkanlah hati semua orang yang melayani dia
J :
Kami mohon kabulkanlah doa kami
I : Anugerahkanlah kepada saudara kami
yang sakit ini hidup dan keselamatan berkat penumpangan tangan kami demi
nama-MU.
Setelah itu imam menumpangkan tangannya
pada orang sakit tanpa mengucapkan apa-apa.
PUJIAN
SYUKUR ATAS MINYAK
Jika minyak sudah diberkati, imam
mengucapkan doa syukur sebagai berikut:
I : Marilah kita mengucapkan pujian
syukur kepada Allah yang telah memberikan kita minyak kudus ini sebagai lambang
kelimpahan rahmat-Nya:
Terpujilah Engkau, Allah Bapa yang
Mahakuasa, karena Engkau telah mengutus Putera-Mu ke dunia guna menolong dan
menyelamatkan kami.
Kami memuliakan
Dikau.
J : Kami memuji Dikau
I : Terpujilah Engkau, Allah Putera
yang tunggal, karena Engkau telah menerima hidup yang hina seperti kami manusia,
supaya menyembuhkan segala kesakitan kami.
Kami memuliakan Dikau.
J : Kami memuji Dikau
I : Terpujilah Engkau, Allah Roh Kudus,
Engkau adalah Penolong kami; karena Engkau menguatkan tubuh kami yang lemah
dengan daya-MU yang lestari.
Kami memuliakan
Dikau.
J : Kami memuji Dikau
I : Ya Tuhan, anugrahkanlah kepada
hamba-Mu yang kami urapi dengan minyak kudus ini dalam kekuatan iman,
keringanan dalam penderitaanya, dan tabahkanlah hatinya di dalam kelemahannya.
Dengan perantaraan Kristus, Tuhan
kami.
J : Amin
PENGURAPAN
SUCI
Setelah itu imam mengambil minyak suci dan
mengurapi dahi dan tangan si sakit, sambil berkata:
I : semoga karena pengurapan suci ini
Allah yang maharahim menolong saudara dengan Rahmat Roh Kudus.
J : Amin
I : Semoga Tuhan membebaskan saudara
dari dosa dan membangunkan saudara di dalam rahmat-Nya;
J : Amin
Lalu imam mengucapkan doa berikut
I : Tuhan Yesus Kristus
Engkau telah menjadi manusia lemah
seperti kami supaya Engkau menyelamatkan semua orang dan Engkau menyembuhkan
yang lemah dan sakit.
Pandanglah dengan kasih sayang akan
hamba-Mu ini yang ingin memperoleh kesehatan lahir dan batin. Atas nama-Mu kami
mengurapinya dengan minyak suci.
Maka kami mohon,
hiburlah dia dengan kehadiran-Mu, segarkanlah dia dengan daya kuasa-Mu sehingga
dia dapat memperoleh kembali kekuatannya dan mengatasi segala kemalangan.
Sebab Engkaulah
Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa.
J :
Amin
BAGI SEORANG LANJUT USIA
I : Ya Tuhan, pandanglah dalam
belaskasihMu akan hamba-Mu yang menderita penyakit karena usia lanjut. Dengan
pengurapan suci ini berikanlah kekuatan bagi jiwa raganya. Tabahkanlah dia
dengan kepenuhan Rah-Mu, teguhkanlah dia dalam iman serta dalam pengharapan
agar dengan semangat sabar dan penyerahan diri ia menjadi teladan bagi semua
orang.
Dan semoga
kegembiraan batinnya mengajak kami untuk mengakui cinta-Mu. Dengan perantaraan
Kristus, Tuhan kami.
J :
Amin
BAGI PENDERITA DALAM KEADAAN GAWAT
I : Tuhan, Engkaulah penebus semua
manusia. Dalam penderitaan-Mu Engkau telah menanggung segala kesakitan dan
kelemahan kami. Kami mohon kepada-MU bagai saudara kami...................yang
sedang sakit berat. Kuatkanlah dia dengan harapan akan keselamatan-Mu, dan
semoga Engkau menghentikan penyakitnya.
Engkau yang hidup dan berkuasa, sepanjang
segala masa.
J :
Amin.
BAGI SEORANG SAKIT YANG MENERIMA PENGURAPAN DAN
VIATICUM
I : Allah, Bapa yang mahapengasih dan
penghibur orang-orang yang bersusah, pandanglah dengan rela akan
hamba-MU.............................yang menaruh seluruh harapannya pada-Mu,
meski ia sangat tertekan oleh penderitaannya.
Sudilah menguatkan hatinya dengan
pengurapan suci ini serta kuatkanlah dia dengan Tubuh dan Darah Putera-Mu.
Semoga dengan kekuatan bekal suci
ini ia dapat menempuh jalan yang Kautunjukkan
kepadanya, yakni jalan menuju kehidupan yang kekal.
Dengan perantaraan Kristus, Tuhan
kami.
J : Amin
BAGI
SEORANG DALAM SAKRAT MAUT
I : Allah, Bapa mahapengasih dan
penyayang, Engkau mengetahui maksud baik seorang manusia.
Engkau selalu mengampuni dosa dan
tak menolak seorangpun yang memintanya kepada-Mu.
Tunjukkanlah belaskasih-Mu kepada
saudara kami......................................... dalam menghadapi
perjuangan ahkir hidupnya.
Semoga ia
mendapat kekuatan oleh pengurapan suci yang telah diterimakan kepadanya,
dibantu oleh doa-doa yang timbul dari iman kami.
Sudilah
mengahapus segala dosa-dosanya dan berikanlah dia anugrah cinta-Mu.
Dengan
perantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu, yang telah mengalahkan maut dan yang
telah membukakan kami gerbang menuju hidup yang kekal, sebab Dialah yang hidup
dan berkuasa sepanjang segala masa.
J :
Amin.
PENUTUP
Imam mengajak seluruh hadirin
untuk mengucapkan doa Bapa Kami
I : Marilah kita bersama-sama berdoa
kepada Bapa surgawi seperti diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada kita:
J :
Bapa kami yang ada di surga.................
I : Ya Bapa, jadilah selalu
kehendak-MU, sebab itulah satu-satunya pedoman hidup kami. Kasihanilah dan
bantulah saudara kami ini, supaya dalam penderitaanya ia tetap setia kepada
kehendak-MU. Bersihkanlah dia dari noda dosa, dan jauhkanlah segala
kegelisahan, supaya dengan hati tentram dia dapat menantikan kedatangan
penyelamat kami Yesus Kristus.
J :
Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
Jika si sakit dapat menerima
Komuni Kudus, maka dapat dilangsungkan sesudah doa Bapa kami.
I : Tubuh Kristus
J :
Amin.
Acara ini ditutup dengan
berkat imam sebagai berikut:
I :
Marilah kita mohon berkat Allah atas saudara kita yang sakit ini dan atas kita
sendiri.
Imam merentangkan kedua
tangannya atas si sakit dan berdoa:
I :
Semoga Allah Bapa memberkati saudara.
J :
Amin
I :
Semoga Allah Putera menyelamatkan saudara.
J :
Amin
I :
Semoga Allah Roh Kudus menerangi saudara
J :
Amin
I :
Semoga Allah melindungi badan dan meluputkan jiwamu
J :
Amin
I :
Semoga Allah memenuhi hati saudara dengan cahaya-Nya dan menghantar saudara
kepada hidup surgawi.
J :
Amin
I : Semoga saudara dan semua yang hadir
di sini diberkati oleh Allah yang Mahakuasa, Bapa dan Putera † dan Roh Kudus
J :
Amin
I : Semoga berkat Allah yang mahakuasa,
Bapa † dan Putera dan Roh Kudus turun dan menetap atas audara sekalian.
[1] I : Hai jiwa
Kristiani, bertolaklah dari dunia ini demi nama Allah, Bapa yang Mahakuasa,
yang menciptakan dikau; demi nama Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup, yang
menderita sengsara bagimu; demi nama Roh Kudus, yang dicurahkan ke dalam
dirimu. Semoga pada hari ini saudara ditempatkan di dalam ketentraman dan
tinggal bersama Allah, di kota Sion yang suci, bersama Santa Perawan Maria,
Bunda Allah, bersama St. Yoseph, suami Santa Perawan Maria yang termasyur,
bersama semua malaikat dan malaikat agung; bersama para bapa bangsa dan
nabi-nabi; bersama para rasul dan pengarang Injil; bersama para martir dan
saksi iman; bersama para rahib dan pertapa kudus; bersama para perawan dan para
hamba Allah, dan bersama semua orang kudus. Demi Kristus, Tuhan kita, yang hidup
dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa.
J :
Amin
[2] PWI Liturgi, Liturgi Orang
Sakit (Ende: Nusa Indah, 1980), hlm. 169-170.
[3] Alex Beding , Upacara
Sakramen dan Pemberkatan (Ende: Nusa Indah, 2007), hlm.151. Rumusan ini
dapat digunakan untuk pengurapan kepada beberapa pasien bersama-sama. Dalam hal
ini penumpangan tangan dan pengurapan yang disertai rumus,pengurapan
dilaksanakan terhadap satu per satu, sedangkan doa-doa yang diucapkan hanya
satu kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar