Rabu, 08 Februari 2012

SAKRAMEN ORANG SAKIT


SAKRAMEN ORANG SAKIT
(Oleh: Vitalis Letsoin)

PENJELASAN

PENERIMA PENGURAPAN
Sakramen Pengurapan Orang Sakit harus diterima setiap saat penyakit memuncak menjadi gawat, yang menimbulkan keadaan jasmani manusia sangat mencemaskan. Penerima pengurapan ini adalah tiap orang beriman yang karena penyakit atau usia lanjut berada dalam keadaan yang mengancam keselamatan nyawanya.
            Pengurapan ini dapat diulangi jika keadaan tersebut timbul kembali atau jika timbul suatu kemelut yang lebih berat. Kepada orang-orang tua yang sudah sangat lemah dapat menerima sakramen ini, meskipun tidak timbul keadaan sakit yang gawat.
Juga anak-anak yang menerima pengurapan ini, karena mereka sudah mencapai tahap pengunaan akal, sehingga mereka dapat mengalami penguatan dari sakramen ini.
Orang-orang yang tak sadar lagi atau yang kehilangan penggunaan akal sehat, dapat menerima pengurapan ini, andaikata mereka pernah menyatakan keinginannya sewaktu dalam keadaan sehat untuk menerima sakramen ini.
Jika saat ajal sudah tiba sebelum kedatangan imam, maka baginya diucapkan doa-doa seperti terdapat di bawah no.277,[1] sedangkan pengurapan tidak dapat dilangsungkan lagi. Namun jika diragukan, maka Sakramen Pengurapan dapat diterimakan sub conditione.

PETUGAS
            Petugas sebenarnya untuk pengurapan orang sakit hanyalah imam. Mereka yang menjalankan pelayanan ini adalah para uskup sebagai pemangku biasa daripada wewenang penuh, selanjutnya para pastor dan pembantu mereka; para imam yang melayani rumah-rumah sakit dan rumah-rumah orang lanjut usia serta pemimpin lembaga-lembaga pendidikan imam. Imam-imam lain menerimakan Sakramen Pengurapan ini dengan persetujuan mereka yang disebut di atas.
            Dalam hal darurat dapat diandaikan persetujuan tersebut, namun hendaknya hal itu dilaporkan kepada pastor paroki atau imam yang bertugas di rumah sakit.





PELAKSANAAN UPACARA

Menurut pembaharuan liturgi, peristiwa pengurapan orang sakit harus dikembangkan dalam suatu perayaan yang sesungguhnya. Bentuk lengkap harus diberikan prioritas di atas bentuk darurat.
Dalam keadaan normal perayaan ini terdiri atas dua bagian: yakni Liturgi Sabda dan pelaksanaan Sakramen Pengurapan yang sebenarnya.
Pada puncak perayaan itu imam mengurapi si sakit dengan minyak suci pada dahi dan tangan sambil mengucapkan perkataan-perkataan tertentu. Dengan demikian jelas nampak karya Tuhan dalam sakramen ini, kurnia Roh Kudus diminta bagi si sakit dan janji keselamatan diucapkan baginya: agar dalam ketakberdayaan jiwa-raganya ia diluputkan dan dikuatkan, dan bila perlu, juga diampuni dosa-dosanya.
Untuk pengurapan sakramental digunakan minyak zaitun atau minyak lain dari tumbuh-tumbuhan yang telah diberkati oleh Uskup dalam Misa Krisma pada hari Kamis Putih.
Dalam hal darurat tiap imam dapat memberkati minyak untuk pengurapan itu sendiri, maka minyak itu dapat dibawa oleh imam tersebut atau disiapkan oleh keluarga si sakit dalam wadah yang pantas. Sesudah upacara pengurapan hendaknya sisa-sisa dari minyak itu dibakar bersama gumpalan-gumpalan kapas. Dan kalu dalam pemberkatan itu dipakai  minyak yang sudah diberkati oleh uskup, atau oleh imam-imam yang berwewenang, maka minyak itu hendaknya di bawah oleh imam yang bertugas. Wadah tempat minyak itu disimpan dan dibawah harus terbuat dari  bahan yang cocok untuk  menyimpan minyak, harus bersih dan memuat minyak cukup. Bila perlu, wadah  tersebut dapat diisi  dengan kapas untuk menampung dan menyimpan minyak itu. Sesudah pengurapan, wadah yang  berisi minyak itu hendaknya dibawah pulang oleh imam dan disimpan di tempat yang pantas. Namun haruslah diusahakan agar minyak itu tetap dalam keadaan bersih, segar dan pantas. Minyak itu harus dibaharui pada waktunya, entah setahun sekali pada hari Kamis Putih, entah lebih sering bila dianggap perlu. [2]

PERSIAPAN
 Sebelum menerima pengurapan suci hendaknya imam menanyakan tentang keadaan si sakit, sehingga ia dapat menentukan persiapan untuk upacara, memilih bacaan-bacaan dan doa-doa. Jika mungkin hendaknya ia mengikutsertakan si sakit dan keluarganya dalam mempersiapkan segala sesuatu dan sekaligus menjelaskan arti sakramen ini.
Jika dianggap perlu adanya pengakuan dosa, maka sedapat mungkin imam mendatangi si sakit sebelum diadakan upacara pengurapan. Apabila pengakuan dapat diadakan pada kesempatan yang sama dengan pengurapan, maka pengakuan itu berlansung pada permulaan upacara. Tapi jika tidak ada pengakuan dosa, maka hendaknya diadakan acara pengakuan kesalahan secara umum.
Bila si sakit dapat meninggalkan tempat tidur, maka ia dapat menerima sakramen ini di dalam gereja atau dalam sebuah ruangan yang pantas.
Jika Sakramen Pengurapan diterimakan dalam rumah sakit, maka hendaknya orang memperhatikan keadaan orang-orang sakit yang lain disekitarnya, apakah mereka dapat mengikuti upacara ini, apakah mereka merasa sebagai gangguan karena keadaan yang memerlukan istirahat atau karena bukan beragama katolik.










































TATA PERAYAAN LITURGI
SAKRAMEN ORANG SAKIT[3]
PEMBUKAAN
Imam memasuki ruang orang sakit dengan mengenakan pakain yang sesuai dengan pelayanan suci ini. Ia memberi salam kepada si sakit dan semua hadirin, misalnya dengan menggunakan rumus ini:
A
I           : Damai atas rumah ini
            Dan bagi semua yang berdiam di dalamnya
B
I           : Semoga damai Tuhan beserta saudara sekalian.
J           : Dan sertamu juga.
Imam mereciki si sakit dan kamarnya dengan air berkat sambil mengucapkan kata-kata, misalnya sebagai berikut:
I           : Semoga air berkat ini mengingatkan kita akan pembaptisan yang telah kita terima dan akan Kristus, yang telah menebus kita dengan penderitaan dan kebangkitan-Nya.
Sesudah itu ia berbicara kepada semua yang hadir kira-kira sebagai berikut:
I           : Saudara-saudara terkasih!
Kita semua berkumpul di sini atas nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebagaimana dikatakan dalam Injil, orang-orang sakit datang kepada Yesus dan minta supaya disembuhkan olehnya. Yesus yang telah menderita begitu banyak untuk kita, kini hadir di tengah-tengah kita. Dengan perantaraan Rasul Yakobus, Tuhan Yesus berpesan kepada kita: “Jika ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat supaya mereka mendoakannya dan mengurapinya dengan minyak dalam Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu, dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia berbuat dosa, maka dosanya akan diampuni”. Oleh karena itu saya datang sebagai imam Gereja kepada saudara yang sakit ini, untuk berdoa baginya dan mengurapinya. Marilah kita menyerahkan saudara yang sakit ini, untuk berdoa baginya dan mengurapinya. Marilah kita menyerahkan saudara kita yang sakit kepada rahmat dan kekuatan Kristus, agar ia dibangunkan kembali dan diselamatkan.

PERNYATAAN TOBAT
Jika tidak diterimakan Sakramen Pengampunan, maka menyusul sekarang pernyataan tobat. Imam dapat membuka acara ini misalnya sebagai berikut:
I           : Saudara-saudara,
Marilah kita memeriksa batin kita dan mengakui kesalahan kita supaya kita dapat merayakan upacara pengurapan ini dengan layak.
I           : Saya mengaku
J           : kepada Allah yang maha kuasa dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan dengan perbuatan dan kelalaian: saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa perawan Maria kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada saudara sekalian supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
I           : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita kita mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup kekal.
J           : Amin.

BACAAN
Setelah itu oleh salah seorang di antara hadiri atau oleh imam sendiri dibacakan sebuah kutipan singkat dari Kitab Suci. Mat 8:5-10.13 – Jadilah seperti yang kau percaya atau Rom. 8:18-27 – Kita menantikan penebusan tubuh kita. Dapat diambil kutipan lain yang cocok, dan jika keadaan mengijinkan, imam memberikan suatu penjelasan singkat.

DOA UMAT
Doa-doa yang disajikan di sini dapat diucapkan pada tempat ini, atau sesudah pengurapan. Sesuai dengan keadaan imam dapat menggubah dengan bebas ataupun mempersingkatnya.
A
I           : Saudara-saudara terkasih
            Marilah kita berdoa dengan penuh iman dan memohon kerahiman Tuhan bagi saudara kita.....
Ya Tuhan, kasihanilah hamba-Mu ini, tabahkanlah hati saudara kami ini berkat pengurapan suci ini.
J           : Kami mohon kabulkanlah doa kami.
I           : Bebaskanlah dia dari segala yang jahat. Ringankalah penderitaan orang-orang sakit dalam rumah kami ini. Berkatilah semua orang yang merawat orang-orang sakit.
J           : Kami mohon kabulkanlah doa kami.
I           : Jauhkanlah semua pencobaan dan dosa dari para penderita kami. Anugrahkanlah saudara kami hidup yang kekal berkat penumpangan tangan kami demi nama-Mu.
J           : Kami mohon, kabulkanlah doa kami.

B
I           : marilah kita berdoa kepada Tuhan bagi suadara kita yang sakit ini:
Tuhan kasihanilah saudara kami yang sakit ini.
J           : Kami mohon kabulkanlah doa kami
I           : Berilah kekuatan baru kepada tubuhnya
J           : Kami mohon kabulkanlah doa kami
I           : hentikanlah semua rasa takut dan gelisahnya
J           : Kami mohon kabulkanlah doa kami
I           : Bantulah semua orang sakit dengan rahmat-MU
J           : Kami mohon kabulkanlah doa kami
I           : Dengan bantuan Ilahi-Mu tabahkanlah hati semua orang yang melayani dia
J           : Kami mohon kabulkanlah doa kami
I           : Anugerahkanlah kepada saudara kami yang sakit ini hidup dan keselamatan berkat penumpangan tangan kami demi nama-MU.

Setelah itu imam menumpangkan tangannya pada orang sakit tanpa mengucapkan apa-apa.


PUJIAN SYUKUR ATAS MINYAK
Jika minyak sudah diberkati, imam mengucapkan doa syukur sebagai berikut:

I           : Marilah kita mengucapkan pujian syukur kepada Allah yang telah memberikan kita minyak kudus ini sebagai lambang kelimpahan rahmat-Nya:
            Terpujilah Engkau, Allah Bapa yang Mahakuasa, karena Engkau telah mengutus Putera-Mu ke dunia guna menolong dan menyelamatkan kami.
Kami memuliakan Dikau.
J           : Kami memuji Dikau
I           : Terpujilah Engkau, Allah Putera yang tunggal, karena Engkau telah menerima hidup yang hina seperti kami manusia, supaya menyembuhkan segala kesakitan kami.
 Kami memuliakan Dikau.
J           : Kami memuji Dikau
I           : Terpujilah Engkau, Allah Roh Kudus, Engkau adalah Penolong kami; karena Engkau menguatkan tubuh kami yang lemah dengan daya-MU yang lestari.
Kami memuliakan Dikau.
J           : Kami memuji Dikau
I           : Ya Tuhan, anugrahkanlah kepada hamba-Mu yang kami urapi dengan minyak kudus ini dalam kekuatan iman, keringanan dalam penderitaanya, dan tabahkanlah hatinya di dalam kelemahannya.
            Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami.
J           : Amin
PENGURAPAN SUCI
Setelah itu imam mengambil minyak suci dan mengurapi dahi dan tangan si sakit, sambil berkata:
I           : semoga karena pengurapan suci ini Allah yang maharahim menolong saudara dengan Rahmat Roh Kudus.
J           : Amin
I           : Semoga Tuhan membebaskan saudara dari dosa dan membangunkan saudara di dalam rahmat-Nya;
J           : Amin

Lalu imam mengucapkan doa berikut
I           : Tuhan Yesus Kristus
            Engkau telah menjadi manusia lemah seperti kami supaya Engkau menyelamatkan semua orang dan Engkau menyembuhkan yang lemah dan sakit.
            Pandanglah dengan kasih sayang akan hamba-Mu ini yang ingin memperoleh kesehatan lahir dan batin. Atas nama-Mu kami mengurapinya dengan minyak suci.
Maka kami mohon, hiburlah dia dengan kehadiran-Mu, segarkanlah dia dengan daya kuasa-Mu sehingga dia dapat memperoleh kembali kekuatannya dan mengatasi segala kemalangan.
Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa.
J           : Amin



BAGI SEORANG LANJUT USIA
I           : Ya Tuhan, pandanglah dalam belaskasihMu akan hamba-Mu yang menderita penyakit karena usia lanjut. Dengan pengurapan suci ini berikanlah kekuatan bagi jiwa raganya. Tabahkanlah dia dengan kepenuhan Rah-Mu, teguhkanlah dia dalam iman serta dalam pengharapan agar dengan semangat sabar dan penyerahan diri ia menjadi teladan bagi semua orang.
Dan semoga kegembiraan batinnya mengajak kami untuk mengakui cinta-Mu. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami.
J           : Amin

BAGI PENDERITA DALAM KEADAAN GAWAT
I           : Tuhan, Engkaulah penebus semua manusia. Dalam penderitaan-Mu Engkau telah menanggung segala kesakitan dan kelemahan kami. Kami mohon kepada-MU bagai saudara kami...................yang sedang sakit berat. Kuatkanlah dia dengan harapan akan keselamatan-Mu, dan semoga Engkau menghentikan penyakitnya.
Engkau yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
J           : Amin.
           
BAGI SEORANG SAKIT YANG MENERIMA PENGURAPAN DAN VIATICUM

I           : Allah, Bapa yang mahapengasih dan penghibur orang-orang yang bersusah, pandanglah dengan rela akan hamba-MU.............................yang menaruh seluruh harapannya pada-Mu, meski ia sangat tertekan oleh penderitaannya.
            Sudilah menguatkan hatinya dengan pengurapan suci ini serta kuatkanlah dia dengan Tubuh dan Darah Putera-Mu.
            Semoga dengan kekuatan bekal suci ini ia dapat  menempuh jalan yang Kautunjukkan kepadanya, yakni jalan menuju kehidupan yang kekal.
            Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami.
J           : Amin

BAGI SEORANG DALAM SAKRAT MAUT

I           : Allah, Bapa mahapengasih dan penyayang, Engkau mengetahui maksud baik seorang manusia.
            Engkau selalu mengampuni dosa dan tak menolak seorangpun yang memintanya kepada-Mu.
            Tunjukkanlah belaskasih-Mu kepada saudara kami......................................... dalam menghadapi perjuangan ahkir hidupnya.
Semoga ia mendapat kekuatan oleh pengurapan suci yang telah diterimakan kepadanya, dibantu oleh doa-doa yang timbul dari iman kami.
            Sudilah mengahapus segala dosa-dosanya dan berikanlah dia anugrah cinta-Mu.
Dengan perantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu, yang telah mengalahkan maut dan yang telah membukakan kami gerbang menuju hidup yang kekal, sebab Dialah yang hidup dan berkuasa sepanjang segala  masa.
J           : Amin.

PENUTUP

Imam mengajak seluruh hadirin untuk mengucapkan doa Bapa Kami

I           : Marilah kita bersama-sama berdoa kepada Bapa surgawi seperti diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada kita:
J           : Bapa kami yang ada di surga.................
I           : Ya Bapa, jadilah selalu kehendak-MU, sebab itulah satu-satunya pedoman hidup kami. Kasihanilah dan bantulah saudara kami ini, supaya dalam penderitaanya ia tetap setia kepada kehendak-MU. Bersihkanlah dia dari noda dosa, dan jauhkanlah segala kegelisahan, supaya dengan hati tentram dia dapat menantikan kedatangan penyelamat kami Yesus Kristus.
J           : Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

Jika si sakit dapat menerima Komuni Kudus, maka dapat dilangsungkan sesudah doa Bapa kami.

I           :  Tubuh Kristus
J           : Amin.

Acara ini ditutup dengan berkat imam sebagai berikut:

I           : Marilah kita mohon berkat Allah atas saudara kita yang sakit ini dan atas kita sendiri.

Imam merentangkan kedua tangannya atas si sakit dan berdoa:
I           : Semoga Allah Bapa memberkati saudara.
J           : Amin
I           : Semoga Allah Putera menyelamatkan saudara.
J           : Amin
I           : Semoga Allah Roh Kudus menerangi saudara
J           : Amin
I           : Semoga Allah melindungi badan dan meluputkan jiwamu
J           : Amin
I           : Semoga Allah memenuhi hati saudara dengan cahaya-Nya dan menghantar saudara kepada hidup surgawi.
J           : Amin
I           : Semoga saudara dan semua yang hadir di sini diberkati oleh Allah yang Mahakuasa, Bapa dan Putera † dan Roh Kudus
J           : Amin
I           : Semoga berkat Allah yang mahakuasa, Bapa † dan Putera dan Roh Kudus turun dan menetap atas audara sekalian.



[1] I             : Hai jiwa Kristiani, bertolaklah dari dunia ini demi nama Allah, Bapa yang Mahakuasa, yang menciptakan dikau; demi nama Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup, yang menderita sengsara bagimu; demi nama Roh Kudus, yang dicurahkan ke dalam dirimu. Semoga pada hari ini saudara ditempatkan di dalam ketentraman dan tinggal bersama Allah, di kota Sion yang suci, bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah, bersama St. Yoseph, suami Santa Perawan Maria yang termasyur, bersama semua malaikat dan malaikat agung; bersama para bapa bangsa dan nabi-nabi; bersama para rasul dan pengarang Injil; bersama para martir dan saksi iman; bersama para rahib dan pertapa kudus; bersama para perawan dan para hamba Allah, dan bersama semua orang kudus. Demi Kristus, Tuhan kita, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa.
J               : Amin
[2] PWI Liturgi, Liturgi Orang Sakit (Ende: Nusa Indah, 1980), hlm. 169-170.
[3] Alex Beding , Upacara Sakramen dan Pemberkatan (Ende: Nusa Indah, 2007), hlm.151. Rumusan ini dapat digunakan untuk pengurapan kepada beberapa pasien bersama-sama. Dalam hal ini penumpangan tangan dan pengurapan yang disertai rumus,pengurapan dilaksanakan terhadap satu per satu, sedangkan doa-doa yang diucapkan hanya satu kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar